Peran Diskominfotik Provinsi Bengkulu dalam Menangkal Infodemik Covid-19

Diskusi yang mengangkat topik Peran Media dan Publik Menangkal Infodemi Covid-19 itu, berlangsung secara Webinar, Rabu (31/3/ 2021)

 

BENGKULU,Beritarafflesia.com- Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bengkulu bersama Google News Initiative menggelar diskusi publik bertajuk “Melawan Infodemik Covid-19.” Diskusi yang mengangkat topik Peran Media dan Publik Menangkal Infodemi Covid-19 itu, berlangsung secara Webinar, Rabu (31/3/ 2021).

Meskipun dilaksanakan secara webinar, diskusi berlangsung cukup alot. Hal ini cukup beralasan mengingat selain tema yang menarik juga kepiawaian para narasumber dalam menyajikan materi yang disampaiakan.

Webinar ini melibatkan narasumber dari kalangan akademisi, yaitu Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Bengkulu, Gushevinalti, Sekretaris Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi Bengkulu Sri Hartika Tholib dan Ketua AJI Bengkulu, Harry Siswoyo.

Komunikasi pemerintah menjadi hal terpenting untuk membangun kepercayaan publik, agar masyarakat tidak panik, dan penanganan Pandemic lancar. Untuk itu para jurnalis dan sejumlah platform yang bekerja hendaknya melakukan verifikasi informasi yang merebak.

Ditambah lagi dengan informasi palsu atau salah yang beredar secara masif di internet, akhirnya iInfodemi jadi merajalela. Sehingga publik dibuat kebingungan, manakah informasi yang patut dipercayai dan yang mesti dihindari.
“Masifnya informasi, baik akurat maupun tidak yang menyasar publik justru menimbulkan dampak yang tidak baik. Dari sebaran informasi palsu yang merebak di publik, maka Jurnalis dan media harus saling berkolaborasi menyampaikan informasi yang tepat dalam menghadapi pandemi,” tutur Ketua AJI Bengkulu, Harry Siswoyo.

Senada dengan pernyataan tersebut, Dr. Gushevinalti, M.Si menambahkan bahwa sekarang era kebanjiran informasi. Setiap orang adalah konsumen, produsen, dan distributor pesan. Sehingga masyarakat tidak bisa lagi membedakan sebagai pembuat, pengguna atau penyebar pesan. “Sekarang kita sangat penting memiliki kemampuan berfikir kritis sebagai modal atau keterampilan. Apakah informasi itu dapat dipercaya, yang bersumber dari incredible atau justru informasi dari media abal-abal,” tegas Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Bengkulu itu.

Dilanjutkan Sekretaris Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi Bengkulu, Sri Hartika Tholib, pandemi covid-19 merupakan krisis global. Perlu kebijakan yang tepat dilevel makro dan prilaku yang benar dilevel mikro.

”Dalam menanganinya peran media sangat penting, karena bisa mempengaruhi pola pikir dan perilaku masyarakat,” jelas Sri.

Masa pandemi Covid-19, kata Sri, terjadi kepanikan dan opini masyarakat bermunculan, hoak dan benar. Narasi-narasi yang diusung oleh media berkontribusi dalam pembentukan opini publik.

”Peran penting jurnalisme yang bertanggungjawab dapat memberantas informasi yang salah,” jelas Sri. (rian) Adv